Terasa dipukul K.O. oleh kebingungan, kepusingan, dan kesulitan, tapi segeralah sadar dan bangkit sebelum hitungan ke-“Sep…”

Abdalah Gifar
3 min readJun 9, 2023
Adegan dalam kuis "Hole in The Wall yang tayang di RCTI. (sumber : Twitter RCTI

Siap atau tidak, hadapilah tembokmu!

Slogan dari acara kuis “Hole in The Wall” yang selalu dikatakan presenter acara tersebut, Pandji Pragiwaksono dan Steny Agustaf, sebelum tembok diperlihatkan dan bergerak maju untuk menabrak peserta kuis.

Peserta harus berpose atau bergaya mengikuti lubang dengan bentuk aneh-aneh di tembok agar selamat dari benturan dan tidak tercebur ke kolam air.

“Hole in the Wall” (HITW) pertama kali tayang di RCTI mulai 17 Desember 2007 dan berakhir 18 April 2008. Program acara kuis di televisi ini umurnya tidak terlalu panjang, tetapi slogan atau kata-kata presenter yang dikutip di atas selalu terngiang di kepala sampai sekarang.

Dan sekarang Aku tengah tersungkur,

mencium kanvas dengan peluh,

hantaman pukulan keras itu terasa masih menempel di tubuh dan wajah.

Namun,

posisi berbaring ini begitu nyaman,

dibandingkan harus menghadapi pertarungan,

jadilah kubuat-buat luka hantaman itu terasa berat,

meromantisasi dan mendramatisasi perjuangan yang belum seberapa.

Satu…”

Dua…”

Tiga…”

Kenapa ketukan hitungan itu terasa lambat? Kenapa begitu lambat?

Tak bisakah dipercepat?

Rasanya ingin menyerah begitu saja. Ingin memulai pertarungan yang lain saja.

Pikiranku sudah ke sana, pindah arena.

Dengan imajinasi, aliran darah di tubuhku telah menghantarkan energi ke seluruh badan untuk berganti pertarungan,

seakan aku baru datang ke arena, ingin membuat lupa hantaman dari pertarungan sebelumnya.

Tapi jiwaku yang memar masih terasa.

Empat…”

Lima…”

Enam…”

Astaghfirullahaladzim.

Ketukan hitungan itu rasanya makin kencang terdengar.

Ya ampun… Tak bisakah aku kabur?

Bisa nyerah aja gaakkk???

Teriakan di dalam kepala meronta-ronta ingin menyembur keluar dari mulutku tapi tak bisa.

Sampailah pada… sebuah pesan diterima.

“Apakah kamu akan lari seperti cicak yang meninggalkan ekornya saat takut hadapi musuh, ancaman, atau tekanan, sebagaimana kamu kabur dari pertarungan tetapi meninggalkan tipuan untuk menutupi malu?”

Ada pesan yang datang, lalu masuk ke lubuk hati yang terdalam. Dari manapun itu tidak perlu terlalu diperhatikan.

Yang jadi lecutan di pikiranku, “Najis aku kalau sama kayak cicak!”

Naluriah hewan menjijikan (kelakuannya) ini, yaitu biasa kabur saat menghadapi masalah atau ketakutan. Makhluk yang oleh Rasulullah dianjurkan untuk dibunuh dengan track record (menyebalkannya) kelakuan makhluk ini, yaitu turut meniup-niup api guna membesarkan api tatkala Nabi Ibrahim, AS. dibakar atas perintah Namrud.

Tujuh…”

Aku harus bangkit!

Delapan…”

Pertarungan ini harus dihadapi dengan berani sekalipun akan terasa sakit.

Sembilan…”

Berani tanda iman. Tidak ada keberanian, tanda tidak ada iman. — pola pikirku.

Sep…”

Belum selesai hitungan ke-10, Aku telah bangkit.

Bismillah… Ku hadapi kembali pertarunganku.

Siap atau tidak, hadapilah tembokmu!

Terngiang-ngiang lagi slogan ini ketika ada tembok bernama “mental block” disulut kebingungan karena ada sesuatu yang tidak dimengerti; kepusingan akan beragamnya pemikiran dan banyaknya urusan; dan kesulitas atas tidak ditemukannya solusi atas masalah-masalah yang hadir; atau apapun itu yang datangnya dan solusinya dari diri sendiri.

Tembok itu telihat dan maju untuk menghantam supaya kita jatuh tercebur.

Mari kita hadapi tembok kebingungan, kepusingan, dan kesulitan itu SEKARANG!

Ayo kita pasang pose supaya bisa melewatinya.

--

--